Sabtu, 21 November 2009

Untukmu

Kini tiada lagi candamu disela-sela kami
Tiada lagi senyumanmu yang membalut kesepian kami
Tiada sesal mengenangmu karena bersamamu itu adalah indah
Mengenangmu adalah karunia dari-Nya
Meski kita harus berpisah
Tapi tiada pernah terlupa
Bahwa ada kenangan yang tak akan tergantikan
Air mata ini akan berubah menjadi titian doa bagimu
Semoga kebaikanmu mengiringi langkahmu menuju kedamaian
Kekal bersama keabadian
Kawan…
Tersenyumlah bersama indahnya bintang-bintang dilangit
Selamat jalan sobat


Nurchasanah_XII.IPA
edit

Jumat, 20 November 2009

Jahiliyah Zaman Sekarang

Seperti yang telah kita ketahui, baik dari membaca atau mendengar dari para guru kita, bahwa Rosul Saw merupakan manusia mulia yang diutus oleh Allah swt untuk memperbaiki dekadensi moral yang sangat akut pada saat itu, yaitu pada saat dimana para wanita tidak ada harganya sama sekali, dimana seks bebas bisa ditemui di sudut-sudut kota, dimana ketentuan pernikahan tidak jelas sama sekali, dan dimana setiap anak yang lahir dengan kelamin perempuan langsung dibunuh hidup-hidup, itulah zaman kelam Jahiliyah. Disebut zaman Jahiliyah (atau kegelapan) karena pada zaman tersebut penuh dengan perilaku-perilaku yang tidak mencerminkan kemanusiaan, semua berjalan tanpa aturan yang jelas, yaitu aturan yang bisa mengantarkan mereka kepada tatanan masyarakat yang berkeadilan, bermoral, dan bersikap serta berbuat sebagai manusia beradab.
Beberapa contoh di atas merupakan keadaan sosial masyarakat Jahiliyah yang berkembang sebelum Islam muncul dan diajarkan oleh Rosulallah saw. Mungkinkah perilaku Jahiliyah berkembang lagi di masyarakat modern kita sekarang ini? Mungkinkah masyarakat sekarang malah melebihi perilaku Jahiliyah masa lalu? Marilah sejenak kita melihat persoalan-persoalan yang terjadi di masa sekarang ini.
Kita ingat beberapa bulan terakhir ini kasus aborsi (pengguguran anak dalam kandungan) marak diberitakan oleh media. Dimana lebih kurang puluhan kasus aborsi ditemukan di Negara yang mayoritas muslim dan beragama ini. Kasus tersebut merupakan sampel dari sekian banyaknya kasus-kasus aborsi yang tidak ditemukan (maksudnya, masih banyak kasus serupa yang terjadi di negeri kita ini).
Aborsi merupakan kasus yang bersifat sistemik, dimana terjadinya kasus aborsi diakibatkan karena peristiwa-peristiwa sebelumnya, seperti tidak dikehendakinya janin dalam kandungan lahir di dunia, yang entah diakibatkan hamil di luar nikah, pergaulan bebas yang merebak karena dibumbui tayangan-tayangan televisi atau film yang mengekspos kefulgaran. Yang paling berperan adalah diakibatkan kurangnya nilai-nilai agama yang benar-benar tertanam dalam jiwa setiap manusia.
Menyikapi masalah aborsi ini, mari kita lihat pada zaman Jahiliyah. Ketika zaman Jahiliyah berkembang banyak anak-anak perempuan yang lahir langsung dibunuh hidup-hidup. Sehingga Umar bin Khottob pun pernah membunuh anaknya ketika di ketahui berjenis kelamin perempuan. Saat istrinya melahirkan anak perempuan maka istrinya menutupi jenis kelamin anaknya kepada Umar sampai usia sekitar 7 tahunan. Suatu ketika Umar mengajak ia berburu, anak tersebut kebelet mau buang hajat. Nah, disinilah kemudian Umar mengetahui ternyata selama ini anaknya berjenis kelamin perempuan, dan yang sangat membuat dia marah adalah kenapa selama ini istrinya telah berbohong kepadanya. Lalu tanpa basa-basi dibuatlah lubang untuk mengubur hidup-hidup anaknya tersebut. Kejadian inilah yang kemudian menjadikan penyesalan setelah Beliau masuk Islam. Bahkan disetiap doa beliau menangis teringat kejadian tersebut.
Masyarakat Jahiliyah membunuh anak mereka ketika diketahui berjenis kelamin perempuan lahir. Lain halnya lagi dengan masyarakat kita sekarang ini, ketika seorang perempuan hamil entah berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, (entah malu karena belum menikah atau karena pergaulan bebas) maka tidak sampai menunggu lahirpun, bayinya sudah dibunuh terlebih dahulu (aborsi). Masyarakat Jahiliyah menunggu sampai lahir, akan tetapi sekarang, masih di dalam kandunganpun sudah dibinasakan terlebih dahulu. Nauzubillahi min dzalik. Siapakah yang lebih Jahiliyah? Masyarakat dulu atau sekarang?
Oleh karena itu, nilai-nilai agama harus selalu kita tanamkan kepada setiap generasi penerus bangsa kita ini. Jangan sampai generasi penerus kita berperilaku sebagaimana perilaku masyarakat Jahiliyah masa lampau. Mari kita tanggap disetiap kegiatan-kegiatan atau event-event yang menjurus ke arah kemaksiatan dan cabul. Kita jaga anak-anak kita dari setiap pergaulannya, dengan siapa dia bergaul, dimana mereka bergaul, dan sebagainya. Kita tuntun generasi penerus kita menjadi generasi yang ber-akhlaqul karimah dan sekaligus mampu bersaing di kancah dunia global (sukses menggapai dunia dan sukses menggapai akhirat). Bagaimanapun juga, Mencegah merupakan langkah yang terbaik daripada memperbaiki.
Akhirnya… Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dan Barokah. Amin ya robbal’alamin. Wallahu alam bish-showab

M. Iskarim
edit